MANUSIA 28 MILYAR
Sosok Gayus dengan nama lengkapnya Gayus Halomoan Tambunan yang awalnya hanya punya kehidupan yang sangat sederhana kini menggemparkan Bumi Indonesia nyatanya seorang Pegawai Negeri Sipil yang baru bekerja kurang lebih 3 tahun bergolongan 3A ini tidak saja dia memiliki rumah yang bernilai milyaran namun di rekeningnya juga telah terdapat uang 28 milyar rupiah, sungguh mengejutkan sekali dan ironis di saat Pemerintah lagi gencar-gencarnya menggalakkan kepada rakyat untuk tertib pajak, namun uang pajak itu sendiri dikantongi sendiri oleh para Pegawai Pajak. Belum lagi tuntas Kasus Century kini rakyat Indonesia dihadapkan lagi dengan kasus yang bisa dikatakan serupa namun tak sama yaitu"Korupsi". Ulah Gayus menoreh kembali luka rakyat Indonesia yang kerap kali dibohongi oleh pejabat-pejabat Negara. Kepercayaan rakyat Indonesia telah dinodai lagi oleh Gayus Tambunan. Di satu sisi rakyat berkewajiban membayar Pajak agar bangsa ini menjadi bangsa yang mandiri tidak tergantung dengan bangsa lain dan mampu melunasi semua hutang Negara, namun di satu sisi Pajabat Dirjen Pajak malah menggasak uang Pajak demi kepentingan pribadi. Sungguh ironis sekali, pengorbanan rakyat demi bangsa ini dinodai begitu saja.
Gayus Tambunan adalah segelintir dari sekian Pejabat-pejabat Dirjen Pajak yang lain yang melakukan tindak korupsi. Karena sangat mungkin sekali banyak Pejabat-pejabat Dirjen Pajak yang lain melakukan hal yang sama dengan Gayus Tambunan. Gayus tidak mungkin bisa melakukan kejahatan itu sendirian tentunya ada kerja sama pula dengan Aparat-aparat Penegak Hukum sebagai langkah kelancaran tindak korupsinya. Nyatanya, Gayus menyebutkan beberapa nama Jenderal-Jenderal Kepolisian yang terkait dalam kasus ini. Begitu banyak rekening-rekening Aparat Kepolisian yang mendapat aliran uang pajak itu.
Derajat Kepolisian kembali mendapat cerca oleh rakyat. Aparat Kepolisian yang mestinya menyayomi masyarakat namun malah menggarap uang rakyat. Kurang apa mereka, gaji besar, punya kedudukan, mendapat fasilitas yang cukup mewah. Tapi malah menyelewengkan kepercayaan rakyat. Ternyata memang benar bahwa korupsi di Indonesia ini sudah mendarah daging, sehingga susah sekali korupsi untuk dihilangkan di bumi Indonesia ini. Sebenarnya mudah untuk menghilangkan korupsi ini selama hukum ditegakkan, konsekuensinya hukum di Indonesia ini tidak pernah ditegakkan dengan semestinya, malah para Penegak Hukum membuat hukum yang ujung-ujungnya memberikan celah bagi koruptor untuk bebas melakukan aksi-aksinya. Sungguh ironis sekali bukan, bagaimana korupsi bisa hilang sedangkan hukum yang dibuat malah memberikan kebebasan untuk melakukan tindak korupsi.
Semestinya Indonesia ini meniru Negara China, dulu China adalah Negara yang relative tinggi tindak korupsinya namun sekarang sudah sangat bersih akan tindakan korupsi, ada apa gerangan? Ternyata di China Sang Kepala Negara berani mati untuk menumpas tindak korupsi. Dia berani berkata "Siapkan 100 peti mati...!! 1 untuk aku bila aku gagal menumpas korupsi atau aku melakukan korupsi dan yang 99 untuk para pelaku korupsi serta para kabinetku yang melakukan korupsi". Sudah seperti itukah Pemerintahan kita, kalau belum wajar sekali Indonesia tidak bisa bebas dari tindakan korupsi. Karena bisa jadi Sang Penguasa pun tersangkut tindakan korupsi atau malah bekerjasama dengan para koruptor untuk mengeksiskan kedudukannya. Bagaimana mau menumpas korupsi sedang point kekuasaannya adalah biang-biang korupsi.
Dalam prosesi pemeriksaan kasus Gayus Tambunan, Gayus menyebutkan masih ada oknum yang lebih tinggi dibanding Jenderal Polisi Bintang 1, dia adalah Sang Sutradara dalam kasus korupsi versi Gayus Tambunan, siapakah dia? Adakah keterlibatan Pejabat Tinggi Negara. Itu adalah PR buat Para Penegak Hukum untuk mengusut sampai tuntas. Mari kita ikuti kisah selanjutnya...
Gayus Tambunan adalah segelintir dari sekian Pejabat-pejabat Dirjen Pajak yang lain yang melakukan tindak korupsi. Karena sangat mungkin sekali banyak Pejabat-pejabat Dirjen Pajak yang lain melakukan hal yang sama dengan Gayus Tambunan. Gayus tidak mungkin bisa melakukan kejahatan itu sendirian tentunya ada kerja sama pula dengan Aparat-aparat Penegak Hukum sebagai langkah kelancaran tindak korupsinya. Nyatanya, Gayus menyebutkan beberapa nama Jenderal-Jenderal Kepolisian yang terkait dalam kasus ini. Begitu banyak rekening-rekening Aparat Kepolisian yang mendapat aliran uang pajak itu.
Derajat Kepolisian kembali mendapat cerca oleh rakyat. Aparat Kepolisian yang mestinya menyayomi masyarakat namun malah menggarap uang rakyat. Kurang apa mereka, gaji besar, punya kedudukan, mendapat fasilitas yang cukup mewah. Tapi malah menyelewengkan kepercayaan rakyat. Ternyata memang benar bahwa korupsi di Indonesia ini sudah mendarah daging, sehingga susah sekali korupsi untuk dihilangkan di bumi Indonesia ini. Sebenarnya mudah untuk menghilangkan korupsi ini selama hukum ditegakkan, konsekuensinya hukum di Indonesia ini tidak pernah ditegakkan dengan semestinya, malah para Penegak Hukum membuat hukum yang ujung-ujungnya memberikan celah bagi koruptor untuk bebas melakukan aksi-aksinya. Sungguh ironis sekali bukan, bagaimana korupsi bisa hilang sedangkan hukum yang dibuat malah memberikan kebebasan untuk melakukan tindak korupsi.
Semestinya Indonesia ini meniru Negara China, dulu China adalah Negara yang relative tinggi tindak korupsinya namun sekarang sudah sangat bersih akan tindakan korupsi, ada apa gerangan? Ternyata di China Sang Kepala Negara berani mati untuk menumpas tindak korupsi. Dia berani berkata "Siapkan 100 peti mati...!! 1 untuk aku bila aku gagal menumpas korupsi atau aku melakukan korupsi dan yang 99 untuk para pelaku korupsi serta para kabinetku yang melakukan korupsi". Sudah seperti itukah Pemerintahan kita, kalau belum wajar sekali Indonesia tidak bisa bebas dari tindakan korupsi. Karena bisa jadi Sang Penguasa pun tersangkut tindakan korupsi atau malah bekerjasama dengan para koruptor untuk mengeksiskan kedudukannya. Bagaimana mau menumpas korupsi sedang point kekuasaannya adalah biang-biang korupsi.
Dalam prosesi pemeriksaan kasus Gayus Tambunan, Gayus menyebutkan masih ada oknum yang lebih tinggi dibanding Jenderal Polisi Bintang 1, dia adalah Sang Sutradara dalam kasus korupsi versi Gayus Tambunan, siapakah dia? Adakah keterlibatan Pejabat Tinggi Negara. Itu adalah PR buat Para Penegak Hukum untuk mengusut sampai tuntas. Mari kita ikuti kisah selanjutnya...
Label: Politik
<< Beranda